Sabtu, 12 Maret 2011

CIRI- CIRI MAKANAN MENGANDUNG BORAKS

Untuk mengetahui makanan mengandung boraks ciri-cirinya sebagai berikut:
- Ciri-ciri mie basah mengandung boraks: Teksturnya kenal, lebih mengkilat, tidak lengket, dan tidak cepat putus.

- Ciri baso mengandung boraks: teksturnya sangat kenal, warna tidak kecokelatan seperti penggunaan daging namun lebih cenderung keputihan.

-Ciri-ciri jajanan (seperti lontong) mengandung boraks: teksturnya sangat kenyal, berasa tajam, seprti sangat gurih dan membuat lidah bergetar dan meberikan rasa getir.

- Ciri-ciri kerupuk mengandung boraks: teksturnya renyah dan bisa menimbulkan rasa getir.

BAKSO :
• Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks.
• Bila digigit akan kembali ke bentuk semula.
• Tahan lama atau awet beberapa hari
• Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah.
• Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul.
• Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.


B o r a k s d a l a m b a k s o

Pemakaian boraks untuk memperbaiki mutu bakso sebagai pengawet telah diteliti pada tahun 1993. Di DKI Jakarta ditemukan 26% bakso mengandung boraks baik di swalayan, pasar tradisional dan pedagang makanan jajanan. Pada pedagang bakso dorongan ditemukan 7 dari 13 pedagang menggunakan boraks dengan kandungan boraks antara 0,01 – 0,6%

Selain itu digunakan tawas yang dilarutkan dalam 2 gram/liter air tersebut digunakan untuk merebus bakso untuk mengeringkan dan mengeraskan permukaan bakso. Beberapa pengolah bakso menggunakan TiO2 yaitu zat kimia yang disebut Titanium dioksida untuk menghindari warna bakso yang gelap.

MACAM- MACAM MAKANAN YABG MENGANDUNG BORAKS

boraks biasanya dipakai dalam pembuatan makanan berikut ini:
• karak/lèmpèng (kerupuk beras), sebagai komponen pembantu pembuatan gendar (adonan calon kerupuk)
• mie
• lontong, sebagai pengeras
• ketupat, sebagai pengeras
• bakso, sebagai pengawet dan pengeras
• kecap, sebagai pengawet

EFEK BORAKS

Boraks akan menyerang langsung sistem saraf pusat dan menimbulkan gejala keracunan seperti demam, mual, muntah, diare, kejang, iritasi kulit dan jarinagn lemak, apatis, depresi, anuria, sianosis, hipotensi/tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan bahkan kematian. Pada anak-anak dan bayi bila kadar boraks didalam tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih maka akan terjadi keracunan sangat fatal yang dapat menyebabkan kematian. Pada orang dewasa dapat menimbulkan kematian bila kadarnya mencapai 10-20 gram.

BORAKS


•Boraks berasal dari bahasa Arab yaitu Bouraq. Merupakan kristal lunak lunak yang mengandung unsur boron, berwarna dan mudah larut dalam air.
•Boraks merupakan garam Natrium Na2 B4O7 10H2O yang banyak digunakan dalam berbagai industri non pangan khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Gelas pyrex yang terkenal dibuat dengan campuran boraks.

Boraks adalah senyawa berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil pada suhu tekanan normal.
Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan nama kimia natrium tetrabonat (NaB4O7 10H2O). Dapat dijumpai dalam bentk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini haram digunakan untuk makanan.


Boraks maupun bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan, tetapi ironisnya penggunaan boraks sebagai komponen dalam makanan sudah meluas di Indonesia. Mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks memang tidak serta berakibat buruk terhadap kesehatan tetapi boraks akan menumpuk sedikit demi sedikit karena diserap dalam tubuh konsumen secara kumulatif. Seringnya mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, hingga kematian.

Jumat, 11 Maret 2011

FOOD WATCH "sistem keamanan pangan terpadu"


Bahan tambahan ilegal- boraks, formalin, rhodamin B :
Umumnya beberapa bahan tambahan pangan (BTP) digunakan dalam pangan untuk memperbaiki tekstur, flavor, warna atau mempertahankan mutu. Beberapa bahan kimia yang bersifat toksik (beracun) jika digunakan dalam pangan akan menyebabkan penyakit atau bahkan kematian. Oleh karena itu, dalam peraturan pangan dilarang
menggunakan bahan kimia berbahaya dalam pangan. Badan POM secara rutin mengawasi pangan yang beredar di Indonesia untuk memastikan apakah pangan tersebut memenuhi syarat.
Dari hasil analisis sampel yang dikirimkan oleh beberapa laboratorium Balai POM antara
Februari 2001 hingga Mei 2003, dapat disimpulkan bahwa masih ada pangan olahan yang
menggunakan bahan kimia berbahaya, seperti :
· Rhodamin B
· Boraks
· Formalin
Di Indonesia, industri kecil, menengah dan besar diawasi oleh tenaga inspektur pangan yang
profesional untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi syarat dan aman.
Sedangkan untuk industri pangan yang tidak terdaftar, tidak rutin dikunjungi oleh inspektur
pangan dan produsen mungkin tidak sadar hukum atau bahaya yang ditimbulkan oleh bahan
kimia yang mereka gunakan.
Laporan food watch ini menjelaskan tentang masalah penggunaan BT (bahan tambahan)
yang dilarang oleh produsen pangan, menggambarkan hasil analisisnya dan menyediakan
informasi tentang BTP yang aman.